1. STORY
BOARD
Storyboard
adalah sketsa gambar yang disusun berurutan sesuai dengan naskah, dengan storyboard
kita dapat menyampaikan ide cerita kita kepada orang lain dengan lebih mudah,
karena kita dapat menggiring khayalan seseorang mengikuti gambar-gambar yang
tersaji, sehingga menghasilkan persepsi yang sama pada ide cerita kita. Sumber
lainnya juga mengatakan bahwa Storyboard adalah jalan lain untuk menjelajahi
kemungkinan narasi atau untuk melatih sebuah penampilan. Para orang tua
mengatakan bahwa “sebuah gambar dapat menerangkan ribuan kata” sangat cocok
untuk storyboard.
Salah
satu tahapan penting dalam produksi film adalah membuat storyboard,
setelah sutradara dan pengarah fotografi membahas sebuah adegan mereka
kemudian bertemu dengan artis storyboard untuk menterjemahkan gagasan
mereka dalam gambar. Disitu terbentuklah rancangan-rancangan shooting, dan
ketika dirasa ada sesuatau yang kurang pas atau ada kendala-kendala dalam
pengambilan gambar nantinya segera dapat dilakukan revisi.
Dengan mengacu pada rencana shooting dalam
storyboard para pemain dan krue dapat mengerjakan tugas mereka masing-masing
dengan cepat dan tepat. Storyboard secara gamblang memberikan tata letak
visual dari adegan seperti yang terlihat melalui lensa kamera. Storyboard juga berguna bagi editor untuk membantu
menyusun scene yang berbeda - beda menjadi sesuai dengan
skenario dengan lebih mudah dan cepat.
2. ISTILAH
DALAM KAMERA
Gerakan
Kamera
- Panning adalah gerakan kamera menyamping. Pann left gerakan ke arah kiri dan pann right gerakan ke arah kanan.
- Tilting adalah gerakan kamera secara vertical atau atas bawah. Tilt Up gerakan naik dan Tilt Down gerakan turun.
- Tracking adalah gerakan kamera dengan arah maju dan mundur atau depan belakang, bisa dengan bantuan doly atau rel kereta. Track In gerakan maju kedepan dan Track Out gerakan mundur kebelakang.
- Crane adalah gerakan kamera meninggi atau merendah.
- Following adalah gerakan kamera mengikuti objek atau actor
Pengambilan
gambar terhadap suatu objek dapat dilakukan dengan lima cara:
Bird Eye View
Teknik pengambilan gambar yang
dilakukan dengan ketinggian kamera berada di atas ketinggian objek. Hasilnya
akan terlihat lingkungan yang luas dan benda-benda lain tampak kecil dan
berserakan.
High Angle
Sudut pengambilan dari atas objek
sehingga mengesankan objek jadi terlihat kecil. Teknik ini memiliki kesan
dramatis yaitu nilai “kerdil”.
Low Angle
Sudut pengambilan dari arah bawah
objek sehingga mengesankan objek jadi terlihat besar. Teknik ini memiliki kesan
dramatis yaitu nilai agung/ prominance, berwibawa, kuat, dominan.
Eye Level
Sudut pengambilan gambar sejajar
dengan objek. Hasilnya memperlihatkan tangkapan pandangan mata seseorang.
Teknik ini tidak memiliki kesan dramatis melainkan kesan wajar.
Frog Eye
Sudut pengambilan gambar dengan
ketinggian kamera sejajar dengan alas/dasar kedudukan objek atau lebih rendah.
Hasilnya akan tampak seolah-olah mata penonton mewakili mata katak.
Ukuran gambar biasanya dikaitkan
dengan tujuan pengambilan gambar, tingkat emosi, situasi dan kodisi objek.
Terdapat bermacam-macam istilah antara lain:
Extreme Close Up (ECU/XCU) :
Pengambilan gambar yang terlihat
sangat detail seperti hidung pemain atau bibir atau ujung tumit dari sepatu.
Big Close Up (BCU) :
Pengambilan gambar dari sebatas
kepala hingga dagu.
Close Up (CU) :
Gambar diambil dari jarak dekat,
hanya sebagian dari objek yang terlihat seperti hanya mukanya saja atau
sepasang kaki yang bersepatu baru
Medium Close Up (MCU) :
Hampir sama dengan MS, jika objeknya
orang dan diambil dari dada keatas.
Medium Shot (MS) :
Pengambilan dari jarak sedang, jika
objeknya orang maka yang terlihat hanya separuh badannya saja (dari
perut/pinggang keatas).
Knee Shot (KS) :
Pengambilan gambar objek dari kepala
hingga lutut.
Full Shot (FS) :
Pengambilan gambar objek secara
penuh dari kepala sampai kaki.
Long Shot (LS) :
Pengambilan secara keseluruhan.
Gambar diambil dari jarak jauh, seluruh objek terkena hingga latar belakang
objek.
Medium Long Shot (MLS) :
Gambar diambil dari jarak yang
wajar, sehingga jika misalnya terdapat 3 objek maka seluruhnya akan terlihat.
Bila objeknya satu orang maka tampak dari kepala sampai lutut.
Extreme Long Shot (XLS):
Gambar diambil dari jarak sangat
jauh, yang ditonjolkan bukan objek lagi tetapi latar belakangnya. Dengan
demikian dapat diketahui posisi objek tersebut terhadap lingkungannya.
- One Shot (1S) :
Pengambilan gambar satu objek.
- Two Shot (2S) :
Pengambilan gambar dua orang.
- Three Shot (3S) :
Pengambilan gambar tiga orang.
- Group Shot (GS):
Pengambilan gambar sekelompok orang.
Gerakan
kamera akan menghasilkan gambar yang berbeda. Oleh karenanya maka dibedakan
dengan istilah-istilah sebagai berikut:
Zoom In/ Zoom Out :
Kamera bergerak menjauh dan
mendekati objek dengan menggunakan tombol zooming yang ada di kamera.
Panning :
Gerakan kamera menoleh ke kiri dan
ke kanan dari atas tripod.
Tilting :
Gerakan kamera ke atas dan ke bawah.
Tilt Up jika kamera mendongak dan tilt down jika kamera mengangguk.
Dolly :
Kedudukan kamera di tripod dan di
atas landasan rodanya. Dolly In jika bergerak maju dan Dolly Out jika bergerak
menjauh.
Follow :
Gerakan kamera mengikuti objek yang
bergerak.
Crane shot :
Gerakan kamera yang dipasang di atas
roda crane.
Fading :
Pergantian gambar secara perlahan.
Fade in jika gambar muncul dan fade out jika gambar menghilang serta cross fade
jika gambar 1 dan 2 saling menggantikan secara bersamaan.
Framing :
Objek berada dalam framing Shot.
Frame In jika memasuki bingkai dan frame out jika keluar bingkai.
Teknik pengambilan gambar
tanpa menggerakkan kamera, jadi cukup objek yang bergerak.
- Objek bergerak sejajar dengan kamera.
- Walk In : Objek bergerak mendekati kamera.
- Walk Away : Objek bergerak menjauhi kamera.
Teknik ini dikatakan lain karena
tidak hanya mengandalkan sudut pengambilan, ukuran gambar, gerakan kamera dan
objek tetapi juga unsur- unsur lain seperti cahaya, properti dan lingkungan.
Rata-rata pengambilan gambar dengan menggunakan teknik-teknik ini menghasilkan
kesan lebih dramatik.
Backlight Shot:
Teknik pengambilan gambar terhadap
objek dengan pencahayaan dari belakang.
Reflection Shot:
Teknik pengambilan yang tidak
diarahkan langsung ke objeknya tetapi dari cermin/air yang dapat memantulkan
bayangan objek.
Door Frame Shot:
Gambar diambil dari luar pintu
sedangkan adegan ada di dalam ruangan.
Artificial Framing Shot:
Benda misalnya daun atau ranting
diletakkan di depan kamera sehingga seolah-olah objek diambil dari balik
ranting tersebut.
Jaws Shot:
Kamera menyorot objek yang
seolah-olah kaget melihat kamera.
Framing with Background:
Objek tetap fokus di depan namun
latar belakang dimunculkan sehingga ada kesan indah.
The Secret of Foreground Framing Shot:
Pengambilan objek yang berada di
depan sampai latar belakang sehingga menjadi perpaduan adegan.
Tripod
Transition:
Posisi kamera berada diatas tripod
dan beralih dari objek satu ke objek lain secara cepat.
Artificial Hairlight:
Rambut objek diberi efek cahaya
buatan sehingga bersinar dan lebih dramatik.
Fast Road Effect:
Teknik yang diambil dari dalam mobil
yang sedang melaju kencang.
Walking Shot:
Teknik ini mengambil gambar pada
objek yang sedang berjalan. Biasanya digunakan untuk menunjukkan orang yang
sedang berjalan terburu-buru atau dikejar sesuatu.
Over
Shoulder :
Pengambilan gambar dari belakang
objek, biasanya objek tersebut hanya terlihat kepala atau bahunya saja.
Pengambilan ini untuk memperlihatkan bahwa objek sedang melihat sesuatu atau
bisa juga objek sedang bercakap-cakap.
Profil Shot :
Jika dua orang sedang berdialog,
tetapi pengambilan gambarnya dari samping, kamera satu memperlihatkan orang
pertama dan kamera dua memperlihatkan orang kedua.
3.
Istilah-istilah dalam pembuatan film, Video Shooting dan sinematografi :
Acting :
Adegan/lakon yang diperankan oleh
pemeran (aktor/aktris/talent) mengikuti skenario yang telah ditetapkan. Akting
meliputi bahasa tubuh, ekspresi wajah dan dialog.
Agent (Agent Model) :
Seseorang yang bekerja mewakili
kepentingan aktor/aktris dalam berhubungan dengan produser serta orang-orang
lain dalam dunia produksi film. Agent ini amat berperan dalam mencarikan job
serta membangun karir para artis.
Art Director (Penata Artistik):
Pengarah artistik dari sebuah
produksi, bertanggung jawab dalam penyediaan set lokasi shooting serta properti
penunjang, sesuai tuntutan cerita dalam skenario.
Audio Mixing :
Proses pengaturan suara dari berbagai
macam jenis input, menghasilkan unsur sound yang diperlukan untuk memenuhi
tuntutan kebutuhan cerita.
Angle :
Sudut pengambilan gambar, amat
berpengaruh dalam penciptaan komunikasi yang diharapkan dari sebuah gambar
sebagai bahasa visual. Low Angle yaitu pengambilan gambar dari bawah obyek,
lazim digunakan untuk menampilkan keagungan/kewibawaan obyek. High angle ialah
pengambilan gambar dari ketinggian, lazim digunakan untuk menampilkan
ketidakberdayaan obyek. Close-up (CU) ialah pengambilan jarak dekat dimana
obyek tampak dengan jelas (pada manusia, sebatas wajah hingga leher atau dada);
Extreme Close Up (ECU) ialah pengambilan yang lebih dekat lagi sehingga layar
dipenuhi oleh bagian dari wajah; Medium Shot (MS) ialah pengambilan dari jarak
sedang, dimana manusia akan tampil keseluruhan bagian tubuhnya; Long Shot (LS)
ialah pengambilan gambar dari jarak jauh dimana obyek akan terlihat bersama
dengan lingkungan terdekatnya.
Angle juga berkaitan dengan pergerakan kamera berikut ini : Pan ialah pergerakan kamera secara horisontal ke kiri atau ke kanan; Tilt ialah pergerakan kamera secara vertikal ke atas atau ke bawah; Track/Dolly ialah pergerakan kamera yang sejajar mengikuti pergerakan obyek yang bergerak; Zoom In ialah perbesaran gambar (fungsi pada kamera video), Zoom Out ialah perkecilan gambar (fungsi pada kamera video).
Animator :
Pembuat animasi. Klip animasi
biasanya dikerjakan secara khusus oleh seorang animator, lalu diserahkan kepada
editor video untuk digabung dengan bagian gambar lainnya.
Audio Effect :
Efek suara. Sejumlah adegan
memerlukan efek suara agar meningkatkan kesan visual. Misalnya pada adegan baku
hantam dimana tidak terjadi perkelahian sesungguhnya, efek suara dibuat dan
ditambahkan pada proses editing video untuk memperkuat kesan telah terjadinya
perkelahian sesungguhnya.
Ambience :
Suara natural dari obyek gambar.
Background :
Gambar latar belakang.
Boom :
Mikrofon besar yang dipasang pada
tiang portabel yang dipasang pada tempat terdekat yang mungkin, di sekitar
pelaku adegan, agar dapat secara optimal menangkap dialog pemeran. Orang yang
mengoperasikan boom ini disebut dengan Boom Man.
Breakaway :
Properti sekali pakai, misalnya
gelas atau kertas, yang akan menjadi rusak dalam sekali pakai sesuai tuntutan
cerita.
Breakdown :
Arti aslinya ialah perincian. Dapat
merujuk ke rincian bujet produksi maupun aktualisasi pengeluaran biaya, atau
dapat pula berarti rincian perencanaan adegan shooting.
Budget :
Anggaran pengeluaran keseluruhan
dari produksi film. Bujet yang biasanya ditentukan sejak awal oleh produser ini
akan amat menentukan bagaimana suatu rencana produksi video akan dieksekusi,
menyangkut sewa alat, sumberdaya manusia, properti, dan sebagainya.
Blocking :
Area yang masuk dalam cakupan
tangkapan kamera video. Para pemeran serta properti harus masuk dalam area
blocking ini, dan sebaliknya area ini harus steril dari properti atau kru
produksi.
Back Light :
Sumber cahaya utama yang berada di
belakang obyek shooting dan menghadap ke kamera. Pada kebanyakan kasus,
backlight ini merupakan kesalahan mendasar yang sering dilakukan oleh kameramen
amatir sehingga obyek menjadi tak jelas (gelap). Pada kasus khusus, teknik ini
digunakan misalnya untuk dengan sengaja menyamarkan identitas obyek.
Bumper :
Klip gambar biasanya berupa animasi
yang berperan sebagai pembuka suatu acara televisi. Bumper in digunakan sebagai
tanda suatu acara akan dimulai lagi setelah jeda iklan, sedangkan bumper out
ialah penanda bahwa acara akan berhenti sejenak untuk jeda iklan.
Camera Department :
Bagian yang bertanggung jawab untuk
menyediakan dan merawat semua peralatan kamera yang dibutuhkan untuk
memproduksi film, serta proses-proses yang menyertainya.
Cameraman :
Orang yang bertugas mengoperasikan
kamera film/video. Pada suatu produksi besar, cameraman ini terbagi menjadi
sejumlah peran khusus yaitu Penata Fotografi (yang bertugas mengatur penempatan
dan pergerakan kamera serta pencahayaan), Operator kamera yang langsung
mengoperasikan kamera, serta sejumlah asisten untuk mengurus hal-hal lain
seperti mengatur fokus kamera, dan sebagainya.
Camera Tracks :
Lintasan kamera, suatu alas datar
berupa metal atau lembaran kayu tipis yang diletakkan di permukaan lantai sebagai
tempat pergerakan kamera (yang dipasang pada sebuah alat beroda tertentu,
disebut dolly). Lintasan ini berguna agar dihasilkan gerakan kamera yang
lembut. Camera track dapat pula berbentuk lintasan rel panjang, sementara
kamera terpasang pada suatu kamera dolly.
Casting :
Proses pencarian orang yang tepat
untuk memerankan tokoh tertentu dalam cerita. Casting ini dipimpin oleh seorang
juru casting atau casting director yang amat memahami karakter yang dibutuhkan
oleh cerita. Rencana casting ini telah diumumkan sebelumnya kepada publik atau
agent sehingga para artis/aktor dapat mempelajari skenario lalu mempersiapkan
adegan yang akan ditampilkan sebagai unjuk kebolehan.
Clapper Boards :
Sepasang papan berengsel yang
diketukkan sebagai tanda dimulainya shooting. Papan ini berisi sejumlah
informasi antara lain titel produksi, nomor adegan (scene), produser, dan
tanggal shooting adegan. Informasi pada papan ini dicatat oleh pencatat adegan
yang kemudian akan memberi catatan tambahan tentang keberhasilan adegan yang
di-shooting. Informasi ini juga terrekam oleh kamera video, yang kelak akan
memudahkan proses editing video untuk memilih potongan gambar mana yang akan
dipakai dan dirangkai dengan gambar lainnya.
Commercial :
Iklan. Video singkat yang umumnya
berdurasi 60, 30, atau 15 detik yang dibuat khusus untuk mempromosikan suatu
produk.
Costume Designer :
Orang yang merancang pakaian/kostum
yang akan dipakai oleh para pemeran film.
Cue :
Tanda bagi aktor/aktris dalam film
untuk memunculkan bagiannya dalam dialog atau tindakan. Isyarat ini dapat
berupa tindakan aktor/aktris lainnya, bagian akhir dari sebuah dialog, tanda
dari sutradara atau isyarat cahaya.
Cue Light :
Bola lampu kecil yang dapat
dinyalakan atau dimatikan oleh sutradara atau asisten sutradara untuk memberi
isyarat kepada para pemeran. Lampu ini diletakkan diluar jangkauan pandang
kamera tetapi dalam jangkauan pandang pemeran.
Cut and Hold :
Perintah dari sutadara agar adegan
diberhentikan namun para pemeran tetap berada dalam posisinya. Pada kasus ini,
sutradara mungkin ingin memeriksa pencahayaan, posisi, atau adegan lain yang
berkaitan.
Cut to Cut :
Peralihan gambar dari adegan satu ke
adegan lainnya secara langsung tanpa pemakaian transisi.
Credit Title :
Penampilan nama-nama kru produksi
serta para pendukung acara.
Chroma Key :
Sebuah teknik efek visual dimana
adegan shooting dilakukan dengan latar belakang layar berwarna tertentu
(biasanya hijau atau biru). Pada proses editing, warna layar yang digunakan ini
menjadi key untuk dihilangkan (dijadikan transparan) untuk diisi dengan gambar
background yang telah disiapkan untuk tujuan itu.
Cutting on Beat :
Teknik pemotongan dan penyusunan
gambar pada saat editing video berdasarkan tempo sound yang digunakan. Teknik
ini amat terasa efeknya misalnya pada videoklip musik yang bertempo cepat.
Clip Hanger :
Sebutan bagi adegan atau gambar yang
akan mengundang rasa ingin tahu penonton tentang kelanjutan acara, namun harus
ditunda karena harus tampilnya jeda iklan komersial.
Cut :
Pemotongan gambar
Crane :
Alat khusus yang dilengkapi dengan
tiang, tuas dan katrol untuk tempat menggantung kamera sehingga kamera dapat
digerakkan secara fleksibel dinamis termasuk perputaran penuh 360 derajat,
menghasilkan angle yang unik, dinamis dan kadang dramatis. Alat ini dapat
digerakkan oleh secara manual oleh operator melalui sebuah tuas, ada pula yang
dilengkapi dengan remote control. Jimmy Jib ialah sebuah merk dagang yang
terkenal alat crane semacam ini.